KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bu Guru dan Pak
Guru yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Keseimbangan Ekosistem dan Hubungan Saling Ketergantungan Ekosistem. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Keseimbangan Ekosistem dan Hubungan Saling Ketergantungan Ekosistem. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Yosowilangun, 26 Februari 2014.
DAFTAR ISI
A.KATA PENGANTAR........................................................................... 1
B.DAFTAR ISI......................................................................................... 2
C.KESEIMBANGAN EKOSISTEM......................................................... 3
a) Faktor Perusak Keseimbangan Lingkungan....................................... 3
1. Faktor
Bencana Alam................................................................... 3
2. Faktor
Manusia............................................................................. 3
D.HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN................................... 6
1.
Rantai
Makanan.............................................................................. 6
2.
Jaring-jaring
Makanan..................................................................... 9
3.
Piramida
Makanan......................................................................... 12
E.KATA PENUTUP............................................................................... 15
KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara
komponen-komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup
manusia dan mahluk hidup lainnya. Sayangnya, mencermati keadaan yang terjadi
dewasa ini, bisa kita simpulkan bahwa telah terjadi perubahan lingkungan secara
besar-besaran yang berdampak pada kehidupan manusia yang tidak lagi selaras.
Penyebab terganggunya keseimbangan lingkungan tersebut ada beragam. Apa saja?
Berikut uraiannya.
Faktor Perusak Keseimbangan Lingkungan
Secara umum, penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem atau lingkungan dibagi ke dalam dua garis besar, yakni:
Faktor Perusak Keseimbangan Lingkungan
Secara umum, penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem atau lingkungan dibagi ke dalam dua garis besar, yakni:
1.
Faktor
penyebab yang terjadi sebagai akibat bencana alam. Misalnya saja terjadinya
banjir, terjadinya gempa bumi, gunung yang meletus, bencana tsunami, dan masih
banyak lagi lainnya. Bencana yang terjadi secara alamiah ini akan memicu
kacaunya keseimbangan ekosistem yang berdampak pada kacaunya interaksi
komponen-komponen di dalam ekosistem tersebut.
2.
Faktor
penyebab yang terjadi akibat ulah manunsia. Tindakan yang dilakukan oleh anusia
bisa memicu terganggunya keseimbangan di dalam lingkungan ekosistem. Tindakan
yang dilakukan manusia ini bisa memicu terjadinya bencana alam seperti banjir,
longsor, perubahan iklim yang ekstrim dan masih banyak lagi lainnya. Yaitu :
Faktor Manusia .
Ada beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem. Antara lain:
1
Kegiatan
penambangan pohon juga pembakaran hutan. Dua kegiatan ini bisa menimbulkan
kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem. Tak hanya menyebabkan banjir juga
longsor, berkurangnya pohon yang merupakan paru-paru dunia ini akan membuat
iklim di bumi terganggu. Penebangan pepohonan akan membuat tanah tidak lagi
terkunci secara benar sehingga mudah longsor dan udara tidak lagi bida didaur
ulang sehingga kadar oksigen semakin berkurang. Sementara itu, pembakaran hutan
jauh lebih berbahaya lagi sebab bisa membunuh semua makhluk hidup yang ada di
dalam hutan tersebut dan menyebabkan kelangkaan beberapa tanaman tertentu.
2
Perburuan
hewan yang tak terkendali. Manusia membutuhkan hewan baik itu sebagai salah
satu bahan makanan maupun sebagai rekreasi. Poin pertama, manusia mengkonsumsi
hewan , misalnya ikan, bukan hal yang merusak jika dilakukan dengan cara yang
wajar. Namun, manakala manusia menangkap ikan dengan bom peledak, racun atau
kejut listrik, maka bisa dipastikan akan berakibat buruk pada keseimbangan
lingkungan. Bom ikan misalnya akan merusak ekosistem terumbu karang yang
merupakan tempat hidup ikan. Poin kedua adalah hewan sebagai rekreasi.
Terkadang banyak manusia yang menangkap hewan hanya untuk dipelihara dan dijual
demi tujuan komersil mislanya bahan garmen dan semcamnya. Hal ini sangat buruk
dan berdampak pada kelangkaan hewan tertentu. Hilangnya satu organisme hewan
dalam satu lingkungan akan berdampak pada keseimbangan ekosistem.
3
Kegiatan
pemakaian pupuk yang berlebihan. Aktivitas pertanian manusia juga terkadang
bisa mengganggu keseimbangan alam. Pupuk digunakan untuk memaksimalkan hasil
pertanian. Ada dua jenis pupuk yang digunakan yakni pupuk alami dan pupuk
buatan. Penggunaan pupuk alami tidak membahayakan organisme lainnya sementara
itu penggunaan pupuk buatan atau insektisida misalnya, jika digunakan secara
berlebihan akan berbahaya bagi organisme lainnya misalnya saja burung yang
tidak mengganggu tanaman sama sekali.
4
Kegiatan
pembuangan sampah juga limbah. Ratusan milyar manusia di dunia ini, setiap
melakukan kegiatan pasti menghasilkan sampah juga limbah. Sebut saja limbah
dari rumah tangga, transportasi, pertanian, hingga limbah industri. Apabila
tidak diurai secara cermat makan limbah dan sampah ini akan mengganggu
keseimbangan ekosistem dan mengancam nyawa organisme lainnya.
5
Kegiatan yang
mencemari lingkungan. Cakupan poin ini adalah pencemaran terhadap tanah,
pencemaran terhadap udara, pencemaran terhadap suara, dan juga pencemaran
terhadap air. Pencemaran tanah terjadi dengan cara menciptakan limbah yang tak
bisa diurai hingga ribuan tahun lamanya, misalnya saja plastik. Pencemaran
suara misalnya oleh suara bising yang merusak pendengaran organisme. Pemcemaran
air misalnya dengan masuknya bahan padat maupun cair di dalam air yang
membahayakan organisme di dalam air. Sedangkan pencemaran udara adalah masuknya
berbagai polutan ke udara baik itu dari asap kendaraan, debu juga jelaga.
Semua kegiatan tersebut di atas, dalam batas waktu tertentu akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem yang berujung pada sistem kehidupan oranisme termasuk manusia yang juga
akan ikut terganggu. Upaya-upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem mutlak
dilakukan.
HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN EKOSISTEM
Di dalam ekosistem terjadi interaksi
antar komponen biotik. Selain itu kehidupan komponen biotik dipengaruhi oleh
komponen abiotiknya. Sedangkan keadaan komponen abiotik ditunjang oleh komponen
biotik. Oleh karena itu terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen
biotik dan komponen abiotik. Contoh hubungan itu adalah sebagai berikut:
1. Komponen
biotik memengaruhi komponen abiotik. Contohnya adalah tumbuhan hijau dalam
proses fotosintensis menghasilkan oksigen, sehingga kadar oksigen meningkat dan
suhu lingkungan menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau (komponen biotik) mampu
memengaruhi komposisi udara dan suhu lingkungan (komponen abiotik).
2. Komponen
abiotik memengaruhi komponen abiotik. Contohnya adalah cahaya, tanah, air,
udara, dan unsur hara (komponen abiotik) memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan (komponen biotik).
Sedangkan contoh
hubungan saling ketergantungan antara sesama komponen biotik adalah sebagai
berikut:
1. Saling
ketergantungan intraspesies (makhluk hidup sejenis). Contohnya sekumpulan lebah
saling bekerja sama mengumpulkan madu sebagai cadangan makanan di sarangnya.
2. Saling
ketergantungan antarspesies (makhluk hidup tidak sejenis). Contohnya tanaman
kacang-kacangan memerlukan bakteri rhizobium untuk membantu menambat / mengikat
nitrogen bebas dari udara, sedangkan bakteri rhizobium memerlukan media
substrat dan makanan untuk hidup.
Saling ketergantungan antarspesies yang
berbeda jenis juga terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan
dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk
jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan piramida makanan.
Rantai
Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi dari organisme pada suatu tingkat tropik ke
tingkat tropik berikutnya dalam peristiwa makan dan dimakan dengan urutan
tertentu.
Pembagian
Rantai Makanan
Beberapa ahli ekologi membagi 4 jenis rantai pokok di dalam sistem rantai makanan, antara lain sebagai berikut:
Rantai Pemangsa
Rantai ini merupanan dasar utama dimana tumbuhan hijau berlaku sebagai produsen. Peraluhan energinya dimulai dari organisme herbivora atau penyantap tumbuhan mengkonsumsi tanaman. Organisme herbivora ini disebut juga dengan nama konsumen tingkat I. Selanjutnya, organisme yang menyantap tumbuhan tersebut dimangsa oleh organisme lainnya yang disebut karnivora. Si karnovora tersebut kemudian dinamai Konsumen tingkat II. Selanjutnya adalah organisme yang memangsa karnivora maupun herbivora yakni omnivore dan dikenal dengan nama lain Konsumen tingkat III.
Rantai Parasit
Beberapa ahli ekologi membagi 4 jenis rantai pokok di dalam sistem rantai makanan, antara lain sebagai berikut:
Rantai Pemangsa
Rantai ini merupanan dasar utama dimana tumbuhan hijau berlaku sebagai produsen. Peraluhan energinya dimulai dari organisme herbivora atau penyantap tumbuhan mengkonsumsi tanaman. Organisme herbivora ini disebut juga dengan nama konsumen tingkat I. Selanjutnya, organisme yang menyantap tumbuhan tersebut dimangsa oleh organisme lainnya yang disebut karnivora. Si karnovora tersebut kemudian dinamai Konsumen tingkat II. Selanjutnya adalah organisme yang memangsa karnivora maupun herbivora yakni omnivore dan dikenal dengan nama lain Konsumen tingkat III.
Rantai Parasit
Siklus
rantai yang satu ini diawali dari organisme yang besar sampai organisme yang
hidup sebagai parasit dengan mengambil makanan dari inang-nya. Contoh rantai
makanan yang satu ini adalah cacing pita, jamur, benalu dan juga bakteri.
Rantai Saprofit
Rantai yang satu ini diawali dari matinya suatu organisme dan kemudian berujung pada daur ulang atau penguraian oleh jasad renik. Contohnya adalah jamur dan juga bakteri. Masing-masing rantai tidak berdiri sendiri melainkan saling berkesinambungan satu sama lain.
Rantai Makanan Menjadi Jaring Makanan
Melihat pola di atas, bisa kita simpulkan bahwa rantai makanan adalah peristiwa dimana terjadi perpindahan energi atau makanan dari yang satu ke mahluk hidup lainnya dalam suatu urutan tertentu. Berikut contoh rantai makanan yang sederhana:
Rantai yang satu ini diawali dari matinya suatu organisme dan kemudian berujung pada daur ulang atau penguraian oleh jasad renik. Contohnya adalah jamur dan juga bakteri. Masing-masing rantai tidak berdiri sendiri melainkan saling berkesinambungan satu sama lain.
Rantai Makanan Menjadi Jaring Makanan
Melihat pola di atas, bisa kita simpulkan bahwa rantai makanan adalah peristiwa dimana terjadi perpindahan energi atau makanan dari yang satu ke mahluk hidup lainnya dalam suatu urutan tertentu. Berikut contoh rantai makanan yang sederhana:
Dari gambar di atas kita bisa
melihat terjadi sejumlah peristiwa antara lain:
1.
Rerumputan
atau tumbuhan dimakan oleh organisme tikus.
2.
selanjutnya,
tikus dimangsa oleh sang ular.
3.
Kemudian
ular tersebut dimangsa oleh burung elang.
4.
Saat
sang elang meninggal, ia akan mati dan kemudian membusuk. Pada proses tersebut
ia akan diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan kemudian diserap lagi
oleh tanah tempat tanaman seperti rerumputan tumbuh.
Peristiwa-peristiwa
tersebut di atas adalah rantai makanan. Dalam urutan tersebut kita bisa dengan
mudah mengidentifikasi yang mana konsumen tingkat I yakni tikus, konsumen
tingkat ke-II yakni ular, dan konsumen tingkat ke-III yakni elang.
JARING-JARING MAKANAN.
Sebagai
konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang
mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen
lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I,
konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan
seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada
produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan
dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan.
Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna tanaman air
(Produsen) -->detritus (Konsumen I) --> amfipoda (Konsumen II) -->
ikan gurame (Konsumen III) --> manusia (Konsumen IV/Puncak).
Tiap organisme mungkin memakan atau dimakan lebih dari satu
organisme dalam satu rantai makanan yang sama atau makan dari rantai makanan
lain. Ini biasanya terjadi pada hewan karnivora taraf trofi tinggi.
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling
berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada
gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya,
maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web). Jaring-
jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu
sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring.
Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya
memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.
Berikut gambar jaring-jaring makanan
A. Mekanisme Jaring-Jaring Makanan
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai
makanan
di antaranya adalah
sebagai berikut.
a.
fitoplankton → zooplankton → ikan kecil → pengurai
b.
fitoplankton → zooplankton → ikan kecil → ikan besar → pengurai
c. fitopankton
→ zooplankton → ikan kecil → predator → pengurai
d.
fitoplankton → zooplankton → ikan besar → pengurai
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri
oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem
sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun
tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan
demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan
adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan
tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin
ketersediaan makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin
ketersediaan makanan bagi karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa
antara komponen dalam ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa
berinteraksi dan terjadi kesalingtergantungan.
Berdasarkan gambar dan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dalam suatu ekosistem terjadi interaksi dan kesalingtergantungan antar
organisme guna kelangsungan hidupnya.
PIRAMIDA MAKANAN
Struktur trofik dapat disusun secara urut
sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan
bentuk kerucut atau piramid. Gambaran susunan antar trofik dapat disusun
berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi
pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi
untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada
tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi,
selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Dikenal ada tiga macam piramida ekologi
antara lain piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida energi. Gambaran
ideal suatu piramida ekologi adalah sebagai berikut.
·
Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan
hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik
dalam suatu ekosistem. Pada piramida energi tidak hanya jumlah total
energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi
juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam
penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien
penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi
lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme
yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih
tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik
makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi
dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan
waktu.
·
Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang
menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam
suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan
berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam
gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena
perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida
biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
·
Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah
individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas.
Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah
sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen
sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik
pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua,
jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta
jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
KATA PENUTUP
Demikianlah
makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti,
dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan menggapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan menggapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
0 comments :
Posting Komentar