Rabu, 13 November 2013

10 Nama Baik ALLAH

Posted by bunga at 21.12

10 Nama Baik ALLAH

1. As-Salam: Yang Maha Memberi Keselamatan
Allah-lah yang memegang keselamatan seluruh alam, dan hanya dialah yang Maha Selamat dari segala cacat dan kekurangan. Segenap makhluk Allah swt. Akan pernah menghadapi kekurangan, justru setelah ia sebelumnya mengalami kesempurnaan. Dan memang, kesempurnaan manusia tentu saja masih akan ada kekurangannya. Seluruh manusia itu senantiasa dalam keadaan yang berubah; dari muda ia kemudian menjadi tua, tua bangka dan tanpa dapat menolaknya, ia pun melemah dalam segala aspeknya. Sesudah hidup, kematian pasti mengunjunginya.
Tetapi Allah Maha Suci bebas dari segala macam gangguan dan perubahan yang setiap saat dialami oleh seluruh makhluk yang telah diciptakan-Nya itu. Allah swt. Bebas dari kepunahan.
Manusia, siapapun yang mengharapkan keselamatan, betapapun kukuh-kekarnya ia saat ini kelihatan, tetapi ia tetap harus bergantung kepada-Nya. Allah swt. Adalah “As-salam”; dari Allah swt. Jugalah datangnya “As-Salam” dan kepada “As-Salam” pulalah seluruhnya kelak akan kembali.
Apabila kita menghadapi sesuatu bahaya yang mengancam diri kita, kita tentulah akan berdoa ;”Ya Allah, selamatkanlah diri hambamu ini”.[1]
Dalam contoh nyata, sebagaimana yang telah dipesankan oleh Nabi agar manusia menyebar salam, maka manusia segera dituntut untuk menjadikan salam sebagai prinsip dalam hidup kita. Kita bisa berperilaku menjaga keselamatan orang lain dengan berbagai cara, seperti melindungi dari gangguan orang lain, menasehati akan kekurangan-kekurangan orang di sekitar kita, maupun menuntun manusia lain menuju keselamatan, tentu saja dengan niatan semua karena Allah swt.
Dalil Naqli : Q.S. Yasin 58

58. “(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.”
       
 
2. Al-Aziz : Yang Maha Perkasa
Dialah yang Maha Perkasa, yang dapat mengalahkan siapapun termasuk memusnahkan alam semesta ini.[2] Keperkasaaan Allah tidak terbatas dan terus menerus. Adapun keperkasaan makhluk sangat terbatas. Segagah apa pun manusia dalam waktunya ia akan mati[3]
Dalil Naqli       : Q.S. Al-Ankabut: 42

42. “Sungguh, Allah mengetahui apa saja yang mereka sembah selain Dia. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
 
Orang-orang mukmin tidak akan pernah merasa lemah, sehingga memerlukan perlindungan orang lain, sebaliknya mereka senantiasa akan merasa tangguh oleh karena keyakinan mereka selalu memperoleh kekuatan dan perlindungan dari Allah swt, yang memang menjadi pemilik ini semua.
    Kekuatan itu hanyalah milik Allah swt, bagi Rasul-Nya serta bagi orang-orang mukmin. Allah swt merupakan sumber daripada segala kekuatan yang ada. Oleh karena itu, barangsiapa mencari sumber kekuatan di luar Allah swt, maka bagaimanapun juga akan datang saatnya ia akan binasa. Hanya yang kuat dan perkasa itulah yang mampu mendapatkan kemenangan dan Allah swt-lah yang menjadi pemilik-Nya. Dan tidak seorangpun tentunya yang dapat menyanggah bahwa Allah swt-lah yang akan menang.
Semua makhluk, diakuinya ataupun tidak, membutuhkan Allah swt, tetapi sebaliknya Allah swt sama sekali tidak membutuhkan makhluk yang diciptakan-Nya itu.[4]
 
3. Al-Khaliq : Yang Maha Menciptakan
Kata Al-Khaliq, terambil dari akar kata “khalq” yang berart mengukur atau memperhalus. Maknanya kemudian meluas menjadi, antara lain, menciptakan dari tiada, menciptakan tanpa contoh terlebih dahulu, mengatur, membuat dan sebagainya[5].Dialah yang menciptakan segalanya, Dialah yang Maha Menciptakan segala sesuatu tanpa bantuan dan pertolongan siapa pun[6]. Allah Maha Pencipta Dia mampu menciptakan segala sesuatu, yang kecil, besar, banyak, sedikit, dan yang rumit sekalipun. Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna tidak mampu menciptakan sesuatu seperti yang Allah ciptakan[7].
Manusia mampu membuat berbagai benda dengan tangannya, merakit peralatan canggih, membangun rumah, menggambar dalam lukisan, dan sebagainya. Namun semua itu dikarenakan Allah telah menciptakan mereka dengan dibekali akal yang membuat mereka mampu melakukannya.
Dalil Naqli       : Q.S. Al-Hasyr: 24

24. “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”   
 
4. Al-Ghaffar      : Yang Maha Pengampun
Dialah yang memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang mau bertobat dan bersungguh-sungguh (taubatan nasuha). Maha  Suci Allah, Maha Pengampun. Karena siapa lagi yang akan mengampuni segala macam dosa, selain hanya Allah swt belaka. Dia pulalah yang mengembangkan tirai penutup bagi orang-orang yang telah melanggar perintah Allah swt.
Allah swt. Mengampuni dosa-dosa, maka dosa yang besar sekalipun, kalau dikehendaki-Nya serta akan menutub aib manusia, betapapun juga banyaknya.[8]
Allah telah membuka pintu-pintu menuju ampunan-Nya dengan cara bertobat, mengucapkan istighfar, beriman, beramal sholeh, berbuat yang baik kepada para hamba Allah, memberi maaf kepada mereka, kekuatan harapan terhadap anugerah Allah, dan hal-hal lain yang dijadikan Allah sebagai perantara pendekatan pendekatan pada ampunan-Nya.[9]
 
Dalil Naqli       : Q.S. Fatir: 30

30. “agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.”
        Berdasarkan sifat Allah ini, kita sebagai manusia juga sebaiknya dan sudah harusnya bersikap saling memaafkan apabila terjadi kesalahan maupun kekhilafan. Jika Allah swt Rabb seluruh alam saja mengampuni hamba-Nya yang berdosa sekalipun besar, maka manusia yang sama-sama masih terbelit khilaf dan lupa sudah seharusnya saling mengerti dan bisa berdamai dengan saling minta maaf dan ditimpali dengan saling memberi maaf.

5. Al-Wahhab: Yang Maha Pemberi
Dialah yang Maha Pemberi segala sesuatu kebutuhan makhluk-Nya yang berdoa.  Allah swt. Memberi kepada siapa yang Dia kehendaki, kepada orang yang kaya dan kepada orang yang miskin; memberi kepada orang yang baik dan kepada orang yang jahat serta memberi kepada orang mukmin dan kafir. Manusia bisa saja menghitung nikmat pemberian Allah swt., tetapi mereka tidak akan pernah dapat menunjukkan jumlahnya, karena itu adalah rahasia Allah swt.[10]
Di kalangan manusia terkenal istilah dermawan, artinya orang yang suka memberi. Allah Maha pemberi kepada makhluk-Nya. Misalnya, Dia memberi rizki, memberi jodoh, memberi kedudukan, dan lain-lain. Maha pemberinya Allah disebut al-wahhab selain itu, sifat dermawan manusia sangat terbatas. Terkadang manusia memberikan sesuatu karena ada maksud tertentu. Adapun al-Wahhab (kedermawanan) Allah sangat tidak terbatas. Terbukti Allah memberikan nikmat berupa rezeki, kesehatan dan kepintaran kepada setiap manusia, baik yang taat maupun yang ingkar kepada Nya.[11]
Dalil Naqli       : Q.S. Ali Imran 8
8. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau beri-kan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”       
 
6. Al-Fattah : Yang Maha Pembuka Pintu Rahmat
Dialah yang Maha Pembuka pintu rahmat dan mencurahkan-Nya kepada semua makhluk-Nya. Allah swt dalam kemurahan-Nya, membukakan untuk semua hamba-hamba-Nya rahasia alam dan kehidupan serta segala kunci ilmu pengetahuan kerajian dan keterampilan, sehingga manusia dapat berkreasi dan menciptakan.
Allah juga telah membukakan dunia ini serta kekuasaan untuk para Nabi serta menyelamatkan mereka dari segala macam gangguan musuh yang merintangi. Betapapun juga Allah tidak menutup pintu rahmat-Nya bagi orang-orang yang mendurhakan agama-Nya serta tidak pula menutup pintu kenikmatan-Nya untuk orang-orang yang kufur kepada-Nya.[12]
Dalil Naqli       : Q.S. Saba: 26

26. Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui.”
        Sesungguhnya rahmat hanyalah milik Allah, sedangkan manusia tidak memilikinya. Namun rahmat Allah tersebar di mana saja, termasuk melalui manusia lain. Kita bisa menyalurkan rahmat Allah dengan membuka jalan bagi orang lain untuk berusaha, berkreasi, dengan memberikan lapangan pekerjaan, kesempatan, atau apapun yang bisa kita lakukan.
 
7. Al-Adl : Yang Maha Adil
Dialah zat yang berlaku adil di dalam hukum-Nya dan ketetapan-Nya. Al-Adl menunjukkan bahwa dia adalah Tuhn yang seadil-adilnya, tidak memihak kepada siapa pun dalam mengambil keputusan, sehingga tidak ada orang yang dirugikan sedikit pun, dan akan memperoleh balasan sesuai dengan pebuatan yang pernah dilakukan. Keadilan Allah akan Dia perlihatkan ketika di dunia dan juga di akhirat kelak.[13]
Allah swt. akan selalu membalas kebaikan dengan kebaikan ; sedangkan kejahatan tentulah akan diimbangi dengan kejahatan pula. Oleh karena itu, janganlah berlaku dzalim , dan senantiasa menjaga diri agar tidak didzalimi.[14]
Manusia dalam kenyataanya sering tidak bisa berbuat adil dikarenakan memiliki perasaan baik berupa nafsu maupun hati, sehingga terlihat subjektif dalam berbagai hal. Kita bisa memulai melakukan sifat adil dengan cara membagi waktu yang ada; waktu untuk belajar, istirahat, beribadah, dan lain sebagainya. Kita juga harus beb]rbuat adil kepada orang lain, seperti hal dalam memnentukan salah maupun benar, memberi suatu pemberian dengan bijaksana, dan sebagainya.
Dalil Naqli       : Q.S. An-Nahl : 90

90. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”      
 
8. Al-Qayyum: Yang Maha Berdiri Sendiri
Dengan memperkenalkan diri-Nya sebagai Al-Qayyum, Allah ingin menegaskan bahwa Dia yang mengatur segala sesuatu yang menjadi kebutuhan makhluk-Nya secara sempurna  dan terus-menerus, tanpa memandang makhluk yang diurus-Nya itu berterima kasih atau tidak.[15]  Dialah Allah yang menciptakan semua yang ada di bumi dan apa yang ada di langit tanpa minta bantuan orang lain. Contohnya, dalam penciptaan alam semesta beserta isinya, Allah menciptakannya sendiri tanpa bantuan siapa pun. Dalam melakukan sesuatu atau jika berkehendak terjadi sesuatu, Allah cukup mengucap “kun” (jadilah). Segala sesuatu yang memerlukan bantuan menunjukan ketidak sempurnaan. Allah adalah Zat Yang Maha Pembari Pertolongan Dia-lah yang diperlukan oleh semua makhluk, termasuk manusia.[16]
Dalil Naqli       : Q.S. Ali Imran 2

2. “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
        Dalam memahami sifat ini, kita sebagai manusia harus menjadi manusia yang tidak mudah menyerah ketika dihadapkan dengan berbagai kesulitan. Tidak lekang karena panas, dan tidak lapuk karena hujan, karena manusia harus sadar bahwa dengan sendirian pun kita harus tetap berjuang, walau tanpa bantuan siapapun, dan walau tanpa dukungan dari manapun. Karena Allah swt selalu bersama kita sesungguhnya.
 
9. Al-Hadi: Yang Maha Pemberi Petunjuk
Dialah yang memberi petunjuk bagi hamba-Nya yang dikehendaki.[17] Petunjuk Allah kebenarannya mutlak. Allah mengetahui siapa yang pantas diberi petunjuk dan siapa yang tidak. Sebaliknya, petunjuk manusia relatife sifatnya, apalagi kebenarannya. Oleh karena itu, sebaik-baik petunjuk yang diberikan Allah, yaitu Al-Quran. Al-Quran adalah keterangan dari Allah yang menjadi petunjuk bagi manusia. [18]
Dalil Naqli       : Q.S. Al-Qasas: 56
 
56. “Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima  petunjuk.
 
Hidayah mempunai arti petunjuk, maksudnya adalah menunjukkan disertai kelembutan. Petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia terbagi dalam empat macam.
Pertama, petunjuk yang menjangkau mukallaf -dengan berbagai jenisnya- yang berupa akal, kecerdasan dan pengetahuan dharuri (yaitu ilmu yang didapat tanpa berpikir panjang) dan yang paling luas.
Kedua, hidayah yang diberikan kepada manusia melalui lisan para Nabi, Al-Quran, dan sarana lain yang sejenis dengan itu.
Ketiga, pemberian taufiq (pertolongan) yang khusus diberikan kepada orang yang mengharapkanpetunjuk.
Keempat, petunjuk di akhirat kepada surga.
Manusia mampu memberikan petunjuk kepada seseorang dengan melalui dakwah (seruan) dan memperkenalkan cara-cara untuk mencapai berbagai jenis hidayah-Nya.[19]
Manusia juga mampu memberi petunjuk dalam berbagai hal, seperti menunjukkan arah, jalan, lokasi, maupun waktu.
Dalam kaitan dengan asma Allah ini, dalam upaya kita untuk bercermin kepada sifat Allah, maka hendaknya kita :
  1. Dapat menjadi sumber dari para pemberi petunjuk
  2. Dapat memberi petunjuk kepada orang lain ke jalan yang benar dan lurus.
  3. Selalu dan di mana saja mengikuti petunjuk-petunjuk dayng diberikan oleh Rasulullah saw, yang menjadi suri tauladan bagi orang-orang yang beriman.
  4. Menjadikan petunjuk jalan kita segala ucapan dan nasihat yang baik serta amal perbuatan yang baik pula.[20]
 
10. As-Sabur: Yang Maha Penyabar
Dialah yang Maha Sabar, tidak tergesa-gesa menurunkan siksa kepada hamba-Nya.[21] Allah juga menangguhkan adzab-Nya terhadap orang-orang yang berdosa. Yang juga menunda pelaksanaan hukumannya terhadap kaum yang menentang dan melawan kehendak-Nya. Yang memberikan kepada mereka kesempatan yang seluas-luasnya untuk sadar dan mau kembali ke jalan yang benar dan lurus.[22]
Dalil Naqli       : Q.S. Luqman: 31

31.   Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur”
        Seringnya terjadi perpecahan diantara manusia dikarenakan kadang kurangnya rasa sabar dan terlalu terburu nafsu untuk mencapai suatu hal, padahal sabar merupakan sebuah langkah yang mungkin nampak sederhana tapi sangat bermakna. Dengan sabar bisa membuat kita lebih tenang dalam menentukan langkah selanjutnya. Kita juga jangan mudah terpancing berbagai hal yang dapat menganggu kestabilan emosi kita, apabila terjadi segera bersitighfar dan apabila marah disunahkan oleh Rasulullah untuk berwudhu.

0 comments :

Posting Komentar

 

Xiangzo Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea